Rabu, 02 Februari 2011

ALBUM






Proses Ovulasi


TUGAS :
OVULASI



 









OLEH
KELOMPOK V

ASRAL
YULIYANTI
IRMAWATI
WA ODE RASNI
ITA ROSNAWATI
YUSRI GAHARNI


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AVICENNA
KENDARI
2010
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Ovulasi” tepat pada waktunya.
Makalah ini dapat tersusun dengan baik berkat bantuan dari beberapa pihak. Untuk itu kami dalam kesempatan ini mengucapkan terima kasih atas segala curahan kata melalui pikiran guna penyelesaian makalah ini.
Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk saran dan kritik selalu kami harapkan demi perbaikan makalah selanjutnya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk menambah pengetahuan.




Kendari, 17 Januari  2011



Penulis



DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................. 2
DAFTAR ISI ................................................................................................ 3
BAB I    PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................ 4
1.3 Tujuan .............................................................................................. 4
1.4 Manfaat ............................................................................................ 5
BAB II   PEMBAHASAN
2.1 Definisi Ovulasi .............................................................................. 6
2.2 Proses Ovulasi ............................................................................... 7
2.3 Menentukan Terjadinya Ovulasi ................................................. 8
2.4 Siklus Ovulasi ................................................................................ 9
2.5 Tanda-Tanda dari Tubuh Saat Sedang Ovulasi  ..................... 9
2.6 Gangguan Ovulasi dan Hormonal Lain yang dapat Mengakibatkan Kemandulan            ....................................................................................................... 11
2.7 Mekanisme Terjadinya Ovulasi ................................................... 12
BAB III  PENUTUP
3.1 Kesimpulan ..................................................................................... 14
3.2 Saran ............................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA



BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Kehamilan disebabkan oleh beberapa rangkaian kejadian. Setiap bulan, hormon dari kelenjar dibawah otak merangsang indung telur untuk melepaskan sel telur (ovulasi). Kejadian ini biasanya terjadi sekitar hari ke 14 pada siklus haid, namun hal tersebut tidaklah selalu sama dari satu wanita dengan wanita lain ataupun dari suatu bulan ke bulan berikutnya.
Pada saat sel telur tersebut dikeluarkan dari indung telur, sel telur tersebut akan bergerak melalui “fallopian tube” (saluran/pembuluh telur ke kandungan rahim). Jika anda ingin hamil, ini adalah saat yang sangat tepat untuk berhubungan. Dalam waktu sekitar 24 jam, sel telur tersebut harus bertemu dengan sperma. Oleh karena sperma dapat bertahan di dalam saluran reproduksi wanita sekitar 2-3 hari, alangkah baiknya apabila hubungan dilakukan secara teratur beberapa hari sebelum dan hingga ovulasi.
Apabila sel telur bertemu dengan sperma (fertilisasi), sel telur tersebut akan bergerak menuju rahim sekitar 2-4 hari kemudian. Kemudian sel telur akan menempel pada dinding rahim. Pada saat inilah anda dapat dibilang hamil. Haid akan berhenti pada saat janin mulai tumbuh. Apabila sel telur tidak bertemu dengan sperma maka sel telur tersebut akan rusak dan anda akan mengalami haid seperti biasanya.
1.2  Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas dapat dirumuskan masalahnya yaitu bagamana proses terjadinya ovulasi.
1.3  Tujuan
1.    Tujuan Umum
Tujuan umum dari pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui proses terjadinya ovulasi.
2.    Tujuan Khusus
-       Untuk mengetahui pengertian ovulasi
-       Untuk mengetahui terjadinya proses ovulasi
-       Untuk menentukan kapan terjadinya ovulasi
1.4  Manfaat
Untuk menambah wawasan dan pengetahuan serta sebagai bahan masukan bagi mahasiswa dalam mengembangkan pengetahuan dan dapat dijadikan sebagai referensi atau sumber informasi untuk melakukan pembelajaran dan bahan bacaan.





BAB II
PEMBAHASAN
2.1  Definisi Ovulasi
Ovulasi adalah lepasnya sel ovum dari ovarium atau dari folikel yang dihasilkan oleh ovarium. Ovulasi (pelepasan sel telur) merupakan bagian dari siklus menstruasi normal, yang terjadi sekitar 14 hari sebelum menstruasi. Sel telur yang dilepaskan bergerak ke ujung tuba falopii (saluran telur) yang berbentuk corong , yang merupakan tempat terjadinya pembuahan. Jika tidak terjadi pembuahan, sel telur akan mengalami kemunduran (degenerasi) dan dibuang melalui vagina bersamaan dengan darah menstruasi. Jika terjadi pembuahan, maka sel telur yang telah dibuahi oleh sperma ini akan mengalami serangkaian pembelahan dan tumbuh menjadi embrio (bakal janin).


fase ovulasi
 











Gambar. Ovulasi
Jika pada ovulasi dilepaskan lebih dari 1 sel telur dan kemudian diikuti dengan pembuahan, maka akan terjadi kehamilan ganda, biasanya kembar 2. Kasus seperti ini merupakan kembar fraternal. Kembar identik terjadi jika pada awal pembelahan, sel telur yang telah dibuahi membelah menjadi 2 sel yang terpisah atau dengan kata lain, kembar identik berasal dari 1 sel telur.
Pada saat ovulasi, lapisan lendir di dalam serviks (leher rahim) menjadi lebih cair, sehingga sperma mudah menembus ke dalam rahim. Sperma bergerak dari vagina sampai ke ujung tuba falopii yang berbentuk corong dalam waktu 5 menit.
Sel yang melapisi tuba falopii mempermudah terjadinya pembuahan dan pembentukan zigot (sel telur yang telah dibuahi).
2.2  Proses Ovulasi
Proses ovulasi dikendalikan oleh hipotalamus otak dan melalui pelepasan hormon yang dikeluarkan pada lobus anterior kelenjar hipofisis, luteinizing hormon (LH) dan follicle-stimulating hormone (FSH). Dalam fase (pra-ovulasi) folikel siklus menstruasi, folikel ovarium akan menjalani serangkaian transformasi yang disebut ekspansi kumulus, ini distimulasi oleh sekresi FSH. Setelah ini dilakukan, lubang yang disebut stigma akan membentuk di folikel, dan ovum akan meninggalkan folikel melalui lubang ini.
Ovulasi dipicu oleh lonjakan dalam jumlah FSH dan LH dilepaskan dari kelenjar pituitari. Selama fase (post-ovulasi) luteal, sel telur akan melakukan perjalanan melalui tuba falopi menuju rahim. Jika dibuahi oleh sperma, mungkin melakukan implantasi ada 6-12 hari kemudian.
Siklus panjang saja bukan merupakan indikator yang dapat diandalkan hari ovulasi. Sementara secara umum, ovulasi sebelumnya akan menghasilkan siklus menstruasi lebih pendek, dan sebaliknya, fase (post-ovulasi) luteal dari siklus menstruasi dapat bervariasi hingga seminggu antara perempuan.
Mengetahui ilmu di balik siklus ovulasi dapat membantu untuk memahami lebih baik ketika Anda dapat menjadi lebih subur dan memiliki kesempatan terbaik untuk hamil. Meskipun terjadi setiap bulan, siklus ovulasi adalah unik, dan disesuaikan untuk tubuh dan dipengaruhi oleh apa yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari Anda. Hal-hal seperti stres dan perubahan besar dalam rutinitas normal Anda dapat menyebabkan perubahan yang signifikan dalam siklus ovulasi, yang dapat menyakitkan ketika Anda mencoba untuk hamil.
Bagian pertama dari siklus ovulasi adalah fase folikular. Dari hari pertama dari periode menstruasi, fase ini berlanjut hingga terjadi ovulasi. Ini bagian dari siklus bisa berlangsung 7-40 hari, dan dapat bervariasi karena berbagai faktor seperti usia, stres, sakit, bepergian, dll Bagian kedua dari siklus ini disebut fase luteal dan mulai hari ovulasi sampai hari pertama menstruasi. Ini adalah kronologi yang lebih tepat dan biasanya berlangsung antara 12 sampai 16 hari setelah hari ovulasi. Dengan pemikiran ini, Anda dapat mencoba untuk mengurangi jumlah stres dan perubahan dalam rutinitas anda hanya selama fase ovulasi, karena ovulasi sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor ini.
2.3  Menentukan Waktu Terjadinya Ovulasi
Suatu siklus bulanan wanita diukur dari hari pertama dari periode menstruasi hingga hari pertama dari periode berikutnya. Rata-rata siklus bulanan wanita biasanya adalah antara 28-32 hari, tetapi beberapa wanita mungkin memiliki siklus yang lebih pendek atau lebih lama.
Ovulasi dapat dihitung dari hari pertama periode menstruasi terakhir (HPHT) atau dengan menghitung 12-16 hari dari periode yang diharapkan berikutnya. Kebanyakan wanita berovulasi kapan saja di antara hari ke11 – Hari ke21 dari siklus mereka, dihitung dari hari pertama haid terakhir. Ini yang banyak orang sebut sebagai “masa subur” dari siklus wanita, karena hubungan seksual selama masa ini meningkatkan kemungkinan terjadi kehamilan. Ovulasi dapat terjadi pada berbagai waktu selama siklus, dan mungkin terjadi pada hari yang berbeda setiap bulan.

2.4  Siklus Ovulasi
Bagian pertama dari siklus ovulasi disebut fase folikular. Fase ini dimulai hari pertama periode haid terakhir (HPHT) dan berlanjut sampai terjadinya ovulasi. Ini paruh pertama dari siklus, ini dapat sangat berbeda untuk setiap wanita yang berlangsung kira-kira 7 hari sampai 40 hari.
Bagian kedua siklus ini disebut fase luteal dan berlangsung dari terjadinya ovulasi hingga periode berikutnya dimulai. Fase luteal memiliki waktu yang lebih tepat dan biasanya hanya 12-16 hari dari terjadinya ovulasi. Hal ini menunjukkan bahwa hari ovulasi akan menentukan berapa lama siklus anda. Ini juga berarti bahwa faktor-faktor luar seperti stres, penyakit, dan gangguan rutinitas biasa, dapat menimbulkan terjadinya ovulasi yang kemudian efeknya terjadi perubahan waktu haid anda yang akan datang.
Jadi pendapat yang mengatakan bahwa stres dapat mempengaruhi siklus menstruasi hanya sebagian benar. Stres dapat mempengaruhi ovulasi yang akhirnya menentukan saat haid akan datang, tapi stres di sekitar waktu periode yang diharapkan (fase luteal) tidak akan membuat siklus anda terlambat, karena sudah ditentukan saat itu akan datang 12-16 hari sebelumnya!
2.5  Tanda-Tanda Dari Tubuh Saat Sedang Ovulasi
Ovulasi merupakan proses dilepasnya sel telur dan proses ini hanya memakan waktu 24 jam. Sel telur memiliki usia yang pendek, berbeda dengan sperma yang mampu bertahan lebih lama setelah dilepaskan. Proses ovulasi terjadi satu kali dalam setiap siklus. Biasanya siklus ini terjadi selama 28 hari, bisa juga lebih ataupun kurang. Hari pertama dari siklus ini adalah saat Anda memulai periode siklus bulanan Anda. Dan pada dasarnya masa ovulasi terjadi 14 hari sebelum berakhirnya masa siklus Anda. Sehingga jika masa siklus Anda dimulai tiga hari yang lalu, maka ovulasi Anda akan terjadi pada hari ke-16.
Menghitung siklus bulanan ini dapat membantu Anda, sebagai pemula, yang ingin merencanakan kehamilan, dan belum memiliki kejelasan masa ovulasi. Namun saat Anda telah mengetahui tanda-tanda tubuh Anda saat sedang ovulasi, hal ini dapat membantu Anda kapan masa ovulasi Anda. Biasanya tubuh Anda memberikan sinyal atau tanda-tanda saat tubuh Anda dalam masa ovulasi. Tanda-tandanya meliputi :
  1. Meningkatnya pengeluaran dari vagina
Perubahan yang satu ini sebenarnya sangat terlihat, yaitu di mana pengeluaran lubricant (minyak pelumas) pada tubuh Anda akan meningkat. Peningkatan ini akan membuat Anda lebih menikmati hubungan intim dan juga akan bekerja sebagai perantara antara sperma dan sistem reproduksi Anda. Sebagian besar wanita memperhatikan perbedaan ini namun tidak pernah memperhatikannya secara mendalam.
  1. Nyeri pada satu sisi, yaitu daerah dekat indung telur dekat panggul Anda
Anda mungkin akan merasakan sedikit kram di salah satu bagian perut di tengah-tengah siklus bulanan Anda. Sakit ringan ini dikenal dengan nama Misttelschmerz, dan inilah pertanda Anda sedang ber-ovulasi.
  1. Perubahan dalam konsistensi pengeluaran vagina
Tanda lainnya, yaitu dengan mocus atau lendir yang dihasilkan vagina. Fertile mocus atau lendir pada masa subur bersifat lebih licin. Sedangkan lendir yang biasa dihasilkan dari sisa siklus Anda terasa lebih kental.
  1. Perubahan leher rahim (cervical)
Anda juga dapat melakukan pengecekan pada leher rahim Anda untuk mengetahui di mana tempat ini terbuka dan apakah sedang terbuka. Saat Anda sedang tidak dalam masa ovulasi, leher rahim Anda akan lebih sulit untuk dirasakan, walaupun Anda dapat merasakannya, leher rahim Anda berada dalam posisi tertutup. Dan sebaliknya, pada masa ovulasi akan lebih mudah dirasakan dan terbuka sehingga mudah untuk dibuahi.
  1. Perubahan suhu
Periksalah suhu tubuh Anda di pagi hari setiap harinya, kemudian catatlah informasi ini setiap harinya. Data perubahan suhu ini dapat Anda bawa saat Anda mengunjungi dokter untuk membantu menjawab pertanyaan Anda mengenai masalah kesuburuan Anda.
2.6  Gangguan Ovulasi dan Hormonal Lain Yang Dapat Mengakibatkan Kemandulan
Pembuahan tidak akan terjadi bila istri tidak menghasilkan sel telur (ovum) yang dapat dibuahi. Kegagalan ovulasi dapat bersifat primer yang berasal dari ovarium seperti penyakit ovarium polikistik, atau bersifat sekunder akibat kelainan pada poros hipotalamus-hipofisis.
  • Gangguan ovulasi hipotalamik
Kegagalan hipotalamus untuk memicu ovulasi adalah masalah gangguan ovulasi yang paling sering terjadi. Gejala-gejala klinisnya adalah amenorea atau oligomenorea, SBB abnormal, kadar LH dan FSH rendah.
  • Penyakit ovarium polikistik
Gejalanya adalah dilihat dari gambaran USG ovarium membesar dengan banyak kista, peneraan kadar hormon FSH yang rendah, nisbah LH/FSH 2:1 atau 3:1 dan kadangkala dengan peningkatan kadar prolaktin.
  • Hiperprolaktinemiaatau peningkatan kadar prolaktin serum dapat menyebabkan galaktorea dan mengganggu fungsi ovulasi.
  • Hiperandrogenemia dengan gejala klinis peningkatan kadar androgen serum, virilisasi, hirsutisme, gangguan haid.
  • Gangguan ovarium dini. Ovarium menghasilkan sel telur yang tidak matang.
  • Gangguan fase luteal. Ovulasi terjadi secara normal tetapi ovarium tidak menghasilkan progesteron yang memadai untuk implantasi
  • Pemecahan kantong telur (folikel) dini sehingga menghasilkan sel telur yang tidak matang
  • Sindrom kantong telur matang tak pecah sehingga sel telur tidak dapat dikeluarkan dari kantong telur matang.
Kelainan ovulasi, termasuk dalam kelompok kawin berulang karena kelainan ovulasi adalah :
  • Kegagalan ovulasi pada folikel de graaf yang sudah matang gagal menjadi pecah  karena ada gangguan sekresi hormon gonadotropin yaitu FSH dan LH.
  • Ovulasi yang tertunda ( delayed ovulation ) sampai satu atau dua hari setelah berhentinya birahi ( kondisi normal ovulasi terjadi pada periode awal masa birahi atau sampai beberapa jam setelah berakhirnya gejala birahi ).
  • Ovulasi ganda adalah ovulasi dengan dua atau lebih sel telur.
2.7  Mekanisme Terjadinya Ovulasi
Mekanisme terjadinya ovulasi :
a.    Hormonal :
Setelah folikel-folikel tumbuh karena pengaruh hormon FSH dari pituitari anterior,maka sel-sek folikel mampu menghasilkan estrogen dan progesteron. Kedua hormon ini dalam dosis kecil akan menyebabkan terlepasnya hormon LH. Hormon LH memegang peranan penting dalam menggertak terjadinya ovulasi. Pecahnya folikel terjadi adanya tekanan dari dalam folikel yang bertambah besar dan persobekan pada daerah stigma yang pucat karena daerah ini kurang memperoleh darah.
b.    Neural :
Rangsangan pada luar servik, baik pada saat kopulasi atau kawin buatan akan diteruskan oleh saraf ke susunan saraf pusat yang akan diterima oleh hipotalamus. Nantinya akan disekresikan LH realising hormon dan kadar LH dalam darah akan meningkat sehingga mengakibatkan ovulasi.
Dari sisa-sisa folikel yang telah mengalami ovulasi akan terbentuk bermacam-macam tenunan yaitu :
a.    Korpus haemoragikum
Setelah ovulasi akan diikuti pemberian darah yang lebih pada sisa-sisa folikel. Terjadi hipertropi dan hiperplasi pada tenunan sehingga tebentuk benda yang bulat menonjol dipermukaan ovarium,kenyal,dan berwarna merah
b.    Korpus Luteum
Sebagai akibat dari proses luteinasi dari korpus haemoragikum oleh pengaruh hormon LTH, terjadilah pertumbuhan lebih lanjut dari sel-sel tersebut. Tenenuan baru akan berubah warna menjadi kuning dan menghasilkan progesteron yang lama-lama akan tinggi pada puncak siklus birahi.
c.    Korpus Albikansia
Berhentinya aktivitas korpus luteum dalam menghasilkan progesteron akan menyebabkan degenerasi dari sel-selnya karena sudah tidak memperoleh suplai darah maka bentuknya menjadi sangat kecil dan berwarna pucat.



BAB III
PENUTUP
1.    Kesimpulan
Ovulasi adalah lepasnya sel ovum dari ovarium atau dari folikel yang dihasilkan oleh ovarium. Ovulasi (pelepasan sel telur) merupakan bagian dari siklus menstruasi normal, yang terjadi sekitar 14 hari sebelum menstruasi. Sel telur yang dilepaskan bergerak ke ujung tuba falopii (saluran telur) yang berbentuk corong , yang merupakan tempat terjadinya pembuahan. Ovulasi dapat dihitung dari hari pertama periode menstruasi terakhir (HPHT) atau dengan menghitung 12-16 hari dari periode yang diharapkan berikutnya. Kebanyakan wanita berovulasi kapan saja di antara hari ke11 – Hari ke21 dari siklus mereka, dihitung dari hari pertama haid terakhir. Ini yang banyak orang sebut sebagai “masa subur” dari siklus wanita, karena hubungan seksual selama masa ini meningkatkan kemungkinan terjadi kehamilan.
Bagian pertama dari siklus ovulasi adalah fase folikular. Dari hari pertama dari periode menstruasi, fase ini berlanjut hingga terjadi ovulasi. Ini bagian dari siklus bisa berlangsung 7-40 hari, dan dapat bervariasi karena berbagai faktor seperti usia, stres, sakit, bepergian, dll Bagian kedua dari siklus ini disebut fase luteal dan mulai hari ovulasi sampai hari pertama menstruasi. Proses ovulasi dikendalikan oleh hipotalamus otak dan melalui pelepasan hormon yang dikeluarkan pada lobus anterior kelenjar hipofisis, luteinizing hormon (LH) dan follicle-stimulating hormone (FSH).
Ovulasi merupakan proses dilepasnya sel telur dan proses ini hanya memakan waktu 24 jam. Sel telur memiliki usia yang pendek, berbeda dengan sperma yang mampu bertahan lebih lama setelah dilepaskan. Proses ovulasi terjadi satu kali dalam setiap siklus. Biasanya siklus ini terjadi selama 28 hari, bisa juga lebih ataupun kurang. Hari pertama dari siklus ini adalah saat Anda memulai periode siklus bulanan Anda. Dan pada dasarnya masa ovulasi terjadi 14 hari sebelum berakhirnya masa siklus Anda. Sehingga jika masa siklus Anda dimulai tiga hari yang lalu, maka ovulasi Anda akan terjadi pada hari ke-16.
2.    Saran
Bagi para remaja putri pada umumnya dapat lebih meningkatkan pemahaman tentang proses terjadinya ovulasi dan kegagalan pada saat ovulasi serta hubungan antara infertilitas dengan proses ovulasi.



DAFTAR PUSTAKA
Kusmiyanti Yuni, dkk.2009. Perawatan Ibu Hamil. Yogyakarta : Fitramaya.
Cherry, S.H.(1986). Bimbingan Ginekologi Perawatan Modern Untuk Kesehatan Wanita(alih bahasa noname). CV Pionir Jaya. Bandung.



 

Proses Kehamilan dan Kehamilan Kembar


TUGAS :
PROSES KEHAMILAN DAN KEHAMILAN KEMBAR












 










OLEH
KELOMPOK IV

ASRAL
NILDAYANI ATMA RITA
HILDAYANTI SUKMAN
YULIYANTI
IRMAWATI
WA ODE RASNI
ITA ROSNAWATI
YUSRI GAHARNI


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AVICENNA
KENDARI
2010
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Proses Kehamilan dan Kehamilan Kembar” tepat pada waktunya.
Makalah ini dapat tersusun dengan baik berkat bantuan dari beberapa pihak. Untuk itu kami dalam kesempatan ini mengucapkan terima kasih atas segala curahan kata melalui pikiran guna penyelesaian makalah ini.
Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk saran dan kritik selalu kami harapkan demi perbaikan makalah selanjutnya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk menambah pengetahuan.




Kendari, 13 Desember 2010



Penulis



DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................. 2
DAFTAR ISI ................................................................................................ 3
BAB I    PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................ 5
1.3 Tujuan .............................................................................................. 5
1.4 Manfaat ............................................................................................ 5
BAB II   PEMBAHASAN
2.1 Definisi Kehamilan ........................................................................ 6
2.2 Awal Proses Kehamilan ............................................................... 7
2.3 Perkembangan Plasenta saat Kehamilan................................. 8
2.4 Perkembangan Embrio saat Kehamilan .................................... 9
2.5 Menentukan Usia Kehamilan ..................................................... 10
2.6 Mendeteksi Kehamilan ................................................................. 12
2.7 Perubahan Fisik Selama Kehamilan ......................................... 13
2.8 Perawatan Selama Kehamilan ................................................... 17
2.9 Kehamilan Kembar ........................................................................ 21
BAB III  PENUTUP
3.1 Kesimpulan ..................................................................................... 27
3.2 Saran ............................................................................................... 27
DAFTAR PUSTAKA





BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Suatu kehamilan akan terjadi jika ada pertemuan antara sperma dan ovum, setelah itu pertemuan itu akan membentuk zigot yang dalam beberapa jam telah mampu membelah dirinya menjadi dua dan seterusnya. Dengan terjadinya kehamilan maka seluruh system genetalia wanita mengalami perubahan yang mendasar sehingga dapat menunjang perkembangan dan pertumbuhan janin dalam rahim.
Kehamilan manusia terjadi selama 40 minggu antara waktu menstruasi terakhir dan kelahiran (38 minggu dari pembuahan). Istilah medis untuk wanita hamil adalah gravida, sedangkan manusia di dalamnya disebut embrio (minggu-minggu awal) dan kemudian janin (sampai kelahiran). Seorang wanita yang hamil untuk pertama kalinya disebut primigravida atau gravida 1. Seorang wanita yang belum pernah hamil dikenal sebagai gravida 0.
Dalam banyak masyarakat definisi medis dan legal kehamilan manusia dibagi menjadi tiga periode triwulan, sebagai cara memudahkan tahap berbeda dari perkembangan janin. Triwulan pertama membawa risiko tertinggi keguguran (kematian alami embrio atau janin), sedangkan pada masa triwulan ke-2 perkembangan janin dapat dimonitor dan didiagnosa. Triwulan ke-3 menandakan awal 'viabilitas', yang berarti janin dapat tetap hidup bila terjadi kelahiran awal alami atau kelahiran dipaksakan.
Karena kemungkinan viabilitas janin yang telah berkembang, definisi budaya dan legal dari hidup seringkali menganggap janin dalam triwulan ke-3 adalah sebuah pribadi. Kehamilan manusia terjadi selama 40 minggu antara waktu menstruasi terakhir dan kelahiran (38 minggu dari pembuahan). Istilah medis untuk wanita hamil adalah gravida, sedangkan manusia di dalamnya disebut embrio (minggu-minggu awal) dan kemudian janin (sampai kelahiran). Seorang wanita yang hamil untuk pertama kalinya disebut primigravida atau gravida 1: seorang wanita yang belum pernah hamil dikenal sebagai gravida 0.
Dalam banyak masyarakat definisi medis dan legal kehamilan manusia dibagi menjadi tiga periode triwulan, sebagai cara memudahkan tahap berbeda dari perkembangan janin. Triwulan pertama membawa risiko tertinggi keguguran (kematian alami embrio atau janin), sedangkan pada masa triwulan ke-2 perkembangan janin dapat dimonitor dan didiagnosa. Triwulan ke-3 menandakan awal 'viabilitas', yang berarti janin dapat tetap hidup bila terjadi kelahiran awal alami atau kelahiran dipaksakan.
Karena kemungkinan viabilitas janin yang telah berkembang, definisi budaya dan legal dari hidup seringkali menganggap janin dalam triwulan ke-3 adalah sebuah pribadi hidup yang baru.
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas dapat dirumuskan masalahnya yaitu bagamana proses terjadinya kehamilan dan kehamilan kembar.
1.3 Tujuan
1.    Tujuan Umum
Tujuan umum dari pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui proses terjadinya kehamilan dan kehamilan kembar.
2.    Tujuan Khusus
-       Untuk mengetahui pengertian kehamilan
-       Untuk mengetahui pengertian kehamilan kembar
-       Untuk mengetahui perkembangan kehamilan
-       Untuk mengetahui cara perawatan saat kehamilan
-       Untuk mengetahui dampak kehamilan kembar
1.4 Manfaat
Untuk menambah wawasan dan pengetahuan serta sebagai bahan masukan bagi mahasiswa dalam mengembangkan pengetahuan dan dapat dijadikan sebagai referensi atau sumber informasi untuk melakukan pembelajaran dan bahan bacaan.


BAB II
PEMBAHASAN
2.1  Definisi Kehamilan
Kehamilan adalah suatu keadaan dimana janin dikandung di dalam tubuh wanita, yang sebelumnya diawali dengan proses pembuahan dan kemudian akan diakhiri dengan proses persalinan.
Pembuahan (Konsepsi) adalah merupakan awal dari kehamilan, dimana satu sel telur dibuahi oleh satu sperma.
Ovulasi (pelepasan sel telur) adalah merupakan bagian dari siklus menstruasi normal, yang terjadi sekitar 14 hari sebelum menstruasi. Sel telur yang dilepaskan bergerak ke ujung tuba falopii (saluran telur) yang berbentuk corong , yang merupakan tempat terjadinya pembuahan. Jika tidak terjadi pembuahan, sel telur akan mengalami kemunduran (degenerasi) dan dibuang melalui vagina bersamaan dengan darah menstruasi. Jika terjadi pembuahan, maka sel telur yang telah dibuahi oleh sperma ini akan mengalami serangkaian pembelahan dan tumbuh menjadi embrio (bakal janin).
Jika pada ovulasi dilepaskan lebih dari 1 sel telur dan kemudian diikuti dengan pembuahan, maka akan terjadi kehamilan ganda, biasanya kembar 2. Kasus seperti ini merupakan kembar fraternal. Kembar identik terjadi jika pada awal pembelahan, sel telur yang telah dibuahi membelah menjadi 2 sel yang terpisah atau dengan kata lain, kembar identik berasal dari 1 sel telur.
Pada saat ovulasi, lapisan lendir di dalam serviks (leher rahim) menjadi lebih cair, sehingga sperma mudah menembus ke dalam rahim. Sperma bergerak dari vagina sampai ke ujung tuba falopii yang berbentuk corong dalam waktu 5 menit.
Sel yang melapisi tuba falopii mempermudah terjadinya pembuahan dan pembentukan zigot (sel telur yang telah dibuahi).


2.2  Awal Proses Kehamilan
Kehamilan (alamiah) terjadi akibat adanya pembuahan sel telur di dalam indung telur wanita oleh sperma. Dalam proses alamiah, ini terjadi karena sperma masuk ke indung telur melalui saluran rahim pada saat melakukan berhubungan badan.
Normalnya, wanita hanya memproduksi satu sel telur setiap bulannya. Dilain tubuh pria bisa memproduksi sperma terus menerus dalam jumlah besar. Rata-rata setiap air mani mengandung 100-200 juta sperma. Namun dari jumlah tersebut hanya satu yang berhasil menembus indung telur dan membuahi sel telur. Ini merupakan salah satu bentuk seleksi alam untuk memilih bibit yang terbaik.


Awal Proses Kehamilan
 










Apabila pembuahan ini berhasil, dari satu sel telur yang telah dibuahi dan berukuran 0.2 mm akan terus berkembang biak dan berpindah ke dalam rahim. Kurang lebih sekitar 7-10 hari setelah pembuahan, sel telur yang telah dibuahi akan masuk dan menempel di selaput dalam rahim. Dianalogikan dengan kasur, selaput dalam rahim ini tebal dan lunak sehingga bisa melindungi sel telur yang telah dibuahi. Pada tahap ini kehamilan sudah dimulai. Selama ini sel telur yang telah dibuahi tersebut terus berbiak dan membentuk semacam akar/rambut yang halus. Ini menyerap gizi yang terkandung dalam selaput dalam rahim sehingga bisa terus berkembang. Rambut-rambut halus ini nantinya memiliki fungsi yang sangat penting untuk janin.
Pada sekitar hari ke 5, sel telur yang telah dibuahi dan keluar dari indung telur sudah berbentuk sebagai satu garis. Pertama yang yang terbentuk adalah syaraf. Perkembangan berikutnya terbagi dua yaitu otak dan sumsum. Segera setelah ini cikal bakal organ tubuh penting seperti jantung, pembuluh darah, otot, dll sudah mulai terbentuk.
Dilain pihak plasenta (ari-ari) yang berfungsi menyelimuti janin selama proses kehamilan juga sudah mulai terbentuk. Sampai usia kehamilan 3 minggu ini janin masih belum bisa dideteksi. Pada saat ini kepala bayi kurang lebih setengah dari panjang badan, dimana badan bayi masih tampak seperti ekor saja.
2.3  Perkembangan Plasenta saat Kehamilan
Implantasi adalah penempelan blastosis ke dinding rahim, yaitu pada tempatnya tertanam. Blastosis biasanya tertanam di dekat puncak rahim, pada bagian depan maupun dinding belakang. Dinding blastosis memiliki ketebalan 1 lapis sel, kecuali pada daerah tertentu terdiri dari 3-4 sel. Sel-sel di bagian dalam pada dinding blastosis yang tebal akan berkembang menjadi embrio, sedangkan sel-sel di bagian luar tertanam pada dinding rahim dan membentuk plasenta (ari-ari).
Plasenta menghasilkan hormon untuk membantu memelihara kehamilan dan memungkin perputaran oksigen, zat gizi serta limbah antara ibu dan janin. Implantasi mulai terjadi pada hari ke 5-8 setelah pembuahan dan selesai pada hari ke 9-10. Dinding blastosis merupakan lapisan luar dari selaput yang membungkus embrio (korion). Lapisan dalam (amnion) mulai dibuat pada hari ke 10-12 dan membentuk kantung amnion. Kantung amnion berisi cairan jernih (cairan amnion) dan akan mengembang untuk membungkus embrio yang sedang tumbuh, yang remature di dalamnya. Tonjolan kecil (vili) dari plasenta yang sedang tumbuh, memanjang ke dalam dinding rahim dan membentuk percabangan seperti susunan pohon. Susunan ini menyebabkan penambahan luas daerah kontak antara ibu dan plasenta, sehingga zat gizi dari ibu lebih banyak yang sampai ke janin dan limbah lebih banyak dibuang dari janin ke ibu.
Pembentukan plasenta yang sempurna biasanya selesai pada minggu ke 18-20, tetapi plasenta akan terus tumbuh selama kehamilan dan pada saat persalinan beratnya mencapai 500 gram.
2.4  Perkembangan Embrio saat Kehamilan
Embrio pertama kali dapat dikenali di dalam blastosis sekitar 10 hari setelah pembuahan. Kemudian mulai terjadi pembentukan daerah yang akan menjadi otak dan medulla spinalis, sedangkan jantung dan pembuluh darah mulai dibentuk pada hari ke 16-17. Jantung mulai memompa cairan melalui pembuluh darah pada hari ke 20 dan hari berikutnya muncul sel darah merah yang pertama. Selanjutnya, pembuluh darah terus berkembang di seluruh embrio dan plasenta.
Organ-organ terbentuk sempurna pada usia kehamilan 12 minggu (10 minggu setelah permbuahan), kecuali otak dan medulla spinalis, yang terus mengalami pematangan selama kehamilan. Kelainan pembentukan organ (malformasi) paling banyak terjadi pada trimester pertama (12 minggu pertama) kehamilan, yang merupakan masa-masa pembentukan organ dimana embrio sangat rentan terhadap efek obat-obatan atau virus. Karena itu seorang wanita hamil sebaiknya tidak menjalani remature atau mengkonsumsi obat-obatan pada trimester pertama kecuali sangat penting untuk melindungi kesehatannya. Pemberian obat-obatan yang diketahui dapat menyebabkan malformasi harus dihindari.
Pada awalnya, perkembangan embrio terjadi dibawah lapisan rahim pada salah satu sisi rongga rahim, tetapi pada minggu ke 12, janin (istilah yang digunakan setelah usia kehamilan mencapai 8 minggu) telah mengalami pertumbuhan yang pesat sehingga lapisan pada kedua sisi rahim bertemu (karena janin telah memenuhi seluruh rahim).
2.5  Menentukan Usia Kehamilan
Secara konvensional, kehamilan dihitung dalam minggu, dimulai dari hari pertama menstruasi terakhir. Ovulasi biasanya terjadi 2 minggu sesudah menstruasi dan pembuahan biasanya terjadi segera setelah ovulasi, karena itu secara kasar usia embrio adalah 2 minggu lebih muda daripada jumlah minggu yang secara tradisional dipakai untuk menyatakan usia kehamilan. Dengan kata lain, seorang wanita yang hamil 4 minggu sedang mengandung embrio yang berumur 2 minggu. Jika menstruasinya tidak teratur, maka perbedaan yang pasti bisa lebih atau kurang dari 2 minggu. Untuk praktisnya, jika seorang wanita menstruasinya terlambat 2 minggu, dikatakan telah hamil 6 minggu.
Kehamilan berlangsung rata-rata selama 266 hari (38 minggu) dari masa pembuahan atau 280 hari (40 minggu) dari hari pertama menstruasi.
Untuk menentukan tanggal perkiraan persalinan bisa dilakukan perhitungan berikut:
-          tanggal menstruasi terakhir ditambah 7
-          bulan menstruasi terakhir dikurangi 3
-          tahun menstruasi terakhir ditambah 1.
Hanya 10% wanita hamil yang melahirkan tepat pada tanggal perkiraan persalinan, 50% melahirkan dalam waktu 1 minggu dan hampir 90% yang melahirkan dalam waktu 2 minggu sebelum atau setelah tanggal perkiraan persalinan. Persalinan dalam waktu 2 minggu sebelum maupun sesudah perkiraan persalinan masih dianggap normal.
Kehamilan terbagi menjadi periode 3 bulanan, yang disebut sebagai:
-          Trimester pertama (minggu 1-12)


fase germ dan embrio Proses Kehamilan dan Perkembangan Janin Dalam Kandungan
 



Dalam fase ini ada tiga periode penting pertumbuhan mulai dari periode germinal sampai periode terbentuknya fetus.
1.    Periode Germinal (Minggu 0 – 3)

Proses pembuahan telur oleh sperma yang terjadi pada minggu ke-2 dari hari pertama menstruasi terakhir. Telur yang sudah dibuahi sperma bergerak dari tuba fallopi dan menempel ke dinding uterus (endometrium).
2.    Periode Embrio (Minggu 3 – 8 )
Proses dimana sistem syaraf pusat, organ-organ utama dan struktur anatomi mulai terbentuk seperti mata, mulut dan lidah mulai terbentuk, sedangkan hati mulai memproduksi sel darah. Janin mulai berubah dari blastosis menjadi embrio berukuran 1,3 cm dengan kepala yang besar
3.    Periode Fetus (Minggu 9 – 12)
Periode dimana semua organ penting terus bertumbuh dengan cepat dan saling berkaitan dan aktivitas otak sangat tinggi.
-          Trimester kedua (minggu 13-24)
Pada trimester kedua ini terjadi peningkatan perkembangan janin. Pada minggu ke-18 kita bisa melakukan pemeriksaan dengan ultrasongrafi (USG) untuk mengecek kesempurnaan janin, posisi plasenta dan kemungkinan bayi kembar. Jaringan kuku, kulit dan rambut berkembang dan mengeras pada minggu ke 20 – 21. Indera penglihatan dan pendengaran janin mulai berfungsi. Kelopak mata sudah dapat membuka dan menutup. Janin (fetus) mulai tampak sebagai sosok manusia dengan panjang 30 cm.



periode fetus Proses Kehamilan dan Perkembangan Janin Dalam Kandungan
 






-          Trimester ketiga (minggu 25-persalinan).
Dalam trimester ini semua organ tubuh tumbuh dengan sempurna. Janin menunjukkan aktivitas motorik yang terkoordinasi seperti menendang atau menonjok serta dia sudah memiliki periode tidur dan bangun. Masa tidurnya jauh lebih lama dibandingkan masa bangun. Paru-paru berkembang pesat menjadi sempurna. Pada bulan ke-9 ini , janin mengambil posisi kepala di bawah dan siap untuk dilahirkan. Berat bayi lahir berkisar antara 3-3,5 kg dengan panjang 50 cm. Untuk lebih jelasnya lihat 
2.6  Mendeteksi Kehamilan
Jika seorang wanita yang biasanya mengalami menstruasi yang teratur mengalami keterlambatan 1 minggu atau lebih, mungkin dia hamil. Pada awal kehamilan, wanita hamil bisa mengalami pembengkakan payudara dan mual, kadang disertai muntah. Pembengkakan payudara terjadi akibat bertambahnya kadar hormon wanita Mual dan muntah terjadi akibat estrogen dan HCG (human chorionic gonadotropin). Kedua hormon ini membantu memelihara kehamilan dan mulai dihasilkan oleh plasenta pada sekitar 10 hari setelah pembuahan. Pada awal kehamilan, banyak wanita yang merasa sangat lelah dan beberapa wanita mengalami perut kembung.
Jika seorang wanita hamil, serviksnya lebih lunak dan rahim juga lebih lunak dan membesar. Biasanya vagina dan serviks menjadi kebiruan sampai ungu, karena pembuluhnya penuh terisi darah. Perubahan ini bisa terlihat pada pemeriksaan panggul.
Biasanya untuk menentukan kehamilan dilakukan tes kehamilan pada darah maupun air kemih. Tes kehamilan ELISA (enzyme-linked immunosorbent assay) bisa dengan segera dan mudah mendeteksi kadar HCG yang rendah di dalam air kemih. Selama 60 hari pertama kehamilan yang normal dengan 1 janin, kadar HCG berlipatganda setiap 2 hari.
Selama kehamilan, rahim terus membesar. Pada kehamilan 12 minggu, rahim membesar keluar panggu, yaitu ke arah perut dan biasanya dapat dirasakan jika dokter memeriksa perut bagian bawah. Rahim terus membesar sampai setinggi pusar pada kehamilan 20 minggu dan sampai ke tulang iga bagian bawah pada usia kehamilan 36 minggu.
Cara lain untuk mendeteksi kehamilan :
1.    Mendengarkan denyut jantung janin.
Denyut jantung janin bisa terdengar melalui stetoskop khusus atau USG Doppler. Dengan bantuan steteoskop khusus, denyut jantung janin bisa terdengar pada usia kehamilan 18-20 minggu; sedangkan jika menggunakan USG Doppler, denyut jantung janin bisa terdengar pada usia kehamilan 12-14 minggu.
2.    Merasakan pergerakan janin.
Ibu bisa merasakan gerakan janin pada kehamilan 16-20 minggu. Wanita yang sebelumnya pernah hamil akan meraskan gerakan janin ini lebih awal.
3.    Memeriksa rahim dengan USG.
Rahim yang membesar bisa dilihat dengan USG pada kehamilan 6 minggu, demikian juga halnya dengan denyut jantung janin.
2.7  Perubahan Fisik Selama Kehamilan
Kehamilan menyebabkan banyak perubahan pada tubuh, kebanyakan perubahan ini akan menghilang setelah persalinan. Jantung dan pembuluh darah. Selama kehamilan, jumlah darah yang dipompa oleh jantung setiap menitnya (cardiac output, curah jantung) meningkat sampai 30-50%. Peningkatan ini mulai terjadi pada kehamilan 6 minggu dan mencapai puncaknya pada kehamilan 16-28 minggu. Karena curah jantung meningkat, maka denyut jantung pada saat istirahat juga meningkat (dalam keadaan normal 70 kali/menit menjadi 80-90 kali/menit).
Setelah mencapai kehamilan 30 minggu, curah jantung agak menurun karena rahim yang membesar menekan vena yang membawa darah dari tungkai ke jantung. Selama persalinan, curah jantung meningkat sebesar 30%. Setelah persalinan curah jantung menurun sampai 15-25% diatas batas kehamilan, lalu secara perlahan kembali ke batas kehamilan.
Peningkatan curah jantung selama kehamilan kemungkinan terjadi karena adanya perubahan dalam aliran darah ke rahim. Karena janin terus tumbuh, maka darah lebih banyak dikirim ke rahim ibu. Pada akhir kehamilan, rahim menerima seperlima dari seluruh darah ibu. Ketika melakukan aktivitas/olah raga, maka curah jantung, denyut jantung dan laju pernafasan pada wanita hamil lebih tinggi dibandingkan dengan wanita yang tidak sedang hamil. Rontgen dada dan EKG menunjukkan sejumlah perubahan dalam jantung, dan kadang terdengar murmur jantung tertentu serta ketidakteraturan irama jantung. Semua perubahan tersebut adalah normal terjadi pada masa hamil, tetapi beberapa kelainan irama jantung mungkin akan memerlukan pengobatan khusus.
Selama trimester kedua biasanya tekanan darah menurun tetapi akan kembali normal pada trimester ketiga. Selama kehamilan, volume darah dalam peredaran meningkat sampai 50%, tetapi jumlah sel darah merah yang mengangkut oksigen hanya meningkat sebesar 25-30%. Untuk alasan yang belum jelas, jumlah sel darah putih (yang berfungsi melindungi tubuh terhadap infeksi) selama kehamilan, pada saat persalinan dan beberapa hari setelah persalinan, agak meningkat.
1.    Ginjal
Selama kehamilan, ginjal bekerja lebih berat. Ginjal menyaring darah yang volumenya meningkat (sampai 30-50% atau lebih), yang puncaknya terjadi pada kehamilan 16-24 minggu sampai sesaat sebelum persalinan (pada saat ini aliran darah ke ginjal berkurang akibat penekanan rahim yang membesar).
Dalam keadaan normal, aktivitas ginjal meningkat ketika berbaring dan menurun ketika berdiri. Keadaan ini semakin menguat pada saat kehamilan, karena itu wanita hamil sering merasa ingin berkemih ketika mereka mencoba untuk berbaring/tidur.
Pada akhir kehamilan, peningkatan aktivitas ginjal yang lebih besar terjadi pada wanita hamil yang tidur miring. Tidur miring mengurangi tekanan dari rahim pada vena yang membawa darah dari tungkai sehingga terjadi perbaikan aliran darah yang selanjutnya akan meningkatkan aktivitas ginjal dan curah jantung.
2.    Paru-paru
Ruang yang diperlukan oleh rahim yang membesar dan meningkatnya pembentukan hormon menyebabkan paru-paru berfungsi lain dari biasanya. Wanita hamil bernafas lebih cepat dan lebih dalam karena memerlukan lebih banyak oksigen untuk dirinya dan untuk janin. Lingkar dada wanita hamil agak membesar.
Lapisan saluran pernafasan menerima lebih banyak darah dan menjadi agak tersumbat oleh penumpukan darah (kongesti). Kadang hidung dan tenggorokan mengalami penyumbatan parsial akibat kongesti ini. Tekanan dan kualitas suara wanita hamil agak berubah.
3.    Sistem pencernaan
Rahim yang semakin membesar akan menekan remature dan usus bagian bawah sehingga terjadi sembelit (konstipasi). Sembelit semakin berat karena gerakan otot di dalam usus diperlambat oleh tingginya kadar remature
Wanita hamil sering mengalami heartburn (rasa panas di dada) dan sendawa, yang kemungkinan terjadi karena makanan lebih lama berada di dalam lambung dan karena relaksasi sfingter di kerongkongan bagian bawah yang memungkinkan isi lambung mengalir kembali ke kerongkongan. Ulkus gastrikum jarang ditemukan pada wanita hamil dan jika sebelumnya menderita ulkus gastrikum biasanya akan membaik karena asam lambung yang dihasilkan lebih sedikit.
4.    Kulit
Topeng kehamilan (melasma) adalah bintik-bintik pigmen kecoklatan yang tampak di kulit kening dan pipi. Peningkatan pigmentasi juga terjadi di sekeliling puting susu. Sedangkan di perut bawah bagian tengah biasanya tampak garis gelap.
Spider angioma (pembuluh darah kecil yang memberi gambaran seperti laba-laba) bisa muncul di kulit, biasanya di atas pinggang. Sedangkan pelebaran pembuluh darah kecil yang berdinding tipis seringkali tampak di tungkai bawah.
5.    Hormon
Kehamilan mempengaruhi hampir semua hormon di dalam tubuh. Plasenta menghasilkan sejumlah hormon untuk membantu tubuh dalam mempertahankan kehamilan. Hormon utama yang dihasilkan oleh plasenta adalah HCG, yang berperan mencegah ovulasi dan merangsang pembentukan estrogen serta oleh ovarium untuk mempertahankan kehamilan. Plasenta juga menghasilkan hormon yang menyebabkan kelenjar tiroid menjadi lebih aktif. Kelenjar tiroid yang lebih aktif menyebabkan denyut jantung yang cepat, jantung berdebar-debar (palpitasi), keringat berlebihan dan perubahan suasana hati; selain itu juga bisa terjadi pembesaran kelenjar tiroid. Tetapi hipertiroidisme (overaktivitas kelenjar tiroid) hanya terjadi pada kurang dari 1% kehamilan.
Plasenta juga menghasilkan melanocyte-stimulating hormone yang menyebabkan kulit berwarna lebih gelap dan hormon yang menyebabkan peningkatan kadar hormon adrenal di dalam darah. Peningkatan kadar hormon ini kemungkinan menyebabkan tanda peregangan berwarna pink pada kulit perut.
Selama kehamilan diperlukan lebih banyak insulin yang dihasilkan oleh pankreas. Karena itu penderita diabetes yang sedang hamil bisa mengalami gejala diabetes yang lebih buruk.
2.8  Perawatan Selama Kehamilan
Pemeriksaan pada usia kehamilan mencapai 6 dan 8 minggu sangat penting untuk memperkirakan umur kehamilan dan tanggal perkiraan persalinan.  Pemeriksaan fisik yang pertama kali dilakukan biasanya meliputi berat badan, tinggi badan dan tekanan darah. Kemudian dilakukan pemeriksaan leher, kelenjar tiroid, payudara, perut, lengan dan tungkai. Dengan bantuan stetoskop, dilakukan pemeriksaan terhadap jantung dan paru-paru; sedangkan pemeriksaan bagian belakang mata dilakukan dengan bantuan oftalmoskop. Juga dilakukan pemeriksaan panggul dan remat guna mengetahui ukuran danposisi rahim dan kelaian pada panggul.
Dilakukan pemeriksaan darah lengkap, pemeriksaan darah untuk sifilis, hepatitis, gonore, infeksi klamidia dan penyakit menular seksual lainnya. Pemeriksaan darah juga dilakukan untuk menentukan golongan darah dan rematur Rh.
Rontgen dada hanya dilakukan jika diketahui wanita hamil tersebut menderita penyakit paru-paru atau jantung. Jika tidak mendesak, sebaiknya pemeriksaan rontgen dihindari, terutama pada 12 minggu pertama karena janin sangat sensitif terhadap efek radiasi. Jika mendesak, janin harus dilindungi dengan cara menutupi perut bagian bawah dengan bahan yang mengandung timah hitam sehingga rahim terlindungi.
Pemeriksaan penyaringan untuk diabetes harus segera dilakukan setelah kehamilan 12 minggu pada:
-          Wanita yang pernah melahirkan bayi yang sangat besar
-          Wanita yang pernah mengalami keguguran yang penyebabnya tidak jelas
-          Wanita yang memiliki keluarga yang menderita diabetes.
Pada minggu ke 28, semua wanita hamil harus menjalani pemeriksaan penyaringan untuk diabetes. Pada minggu ke 16-18, dilakukan pemeriksaan kadar alfa-fetoprotein (suatu protein yang dihasilkan oleh janin) di dalam darah ibu. Jika kadarnya tinggi, kemungkinan janin yang dikandung menderita spina bifida atau terdapat lebih dari 1 janin. Jika kadarnya rendah, kemungkinan terdapat kelainan kromosom pada janin.
Dengan USG, kehamilan bisa diketahui mulai dari 4-5 minggu setelah ovulasi. USG juga digunakan untuk:
-          Mengikuti perkembangan kehamilan
-          Menentukan tanggal perkiraan persalinan
-          Menentukan laju pertumbuhan janin
-          Merekam denyut jantung atau pernafasan janin
-          Mengetahui kehamilan ganda
-          Mengetahui sejumlah kelainan (misalnya plasenta previa)
-          Mengetahui kelainan posisi janin
-          Memandu jarum pada pengambilan contoh cairan ketuban untuk keperluan pemeriksaan genetik atau kematangan paru-paru (amniosentesis).
Pada kehamilan muda, sebelum menjalani pemeriksaan USG, sebaiknya ibu meminum banyak air karena kandung kemih yang penuh akan mendorong rahim keluar rongga panggul sehingga bisa diperoleh gambaran janin yang lebih jelas.
Pemeriksaan selanjutnya dilakukan setiap 4 minggu (1 kali/bulan) sampai usia kehamilan mencapai 32 minggu. Kemudian setiap 2 minggu sampai usia kehamilan mencapai 36 minggu dan sesudah 36 minggu, pemeriksaan dilakukan 1 kali/minggu. Pada setiap kehamilan, dilakukan pengukuran berat badan dan tekanan darah, serta ukuran dan bentuk rahim untuk mengetahui pertumbuhan dan perkembangan janin. Air kemih diperiksa untuk mengetahui adanya gula dan protein. Adanya gula menunjukkan diabetes dan protein menunjukkan pre-eklamsi (tekanan darah tinggi, protein dalam air kemih dan penimbunan cairan selama kehamilan).
Jika ibu memiliki darah Rh-negatif, maka dilakukan pemeriksaan Rh. Jika darah ibu memiliki Rh-negatif dan darah ayah memiliki Rh-positif, maka janin bisa memiliki Rh-positif. Jika darah janin yang memiliki Rh-positif memasuki peredaran darah ibu yang memiliki Rh-negatif, maka tubuh ibu akan membentuk rematur Rh yang bisa masuk ke aliran darah janin dan merusak sel darah merah sehingga terjadi jaundice (kuning), yang bisa menyebabkan kerusakan otak atau kematian janin.
Kenaikan berat badan pada saat hamil, pada wanita yang memiliki ukuran rata-rata biasanya berkisar antara 12,5-15 kg (sekitar 1-1,5 kg/bulan). Kenaikan berat badan yang melebihi 15-17,5 kg menyebabkan penumpukan lemak pada janin dan ibu. Berat badan yang tidak bertambah merupakan pertanda buruk (terutama jika kenaikan berat badan total kurang dari 5 kg) dan hal ini bisa menunjukkan adanya pertumbuhan janin yang lambat. Kadang kenaikan berat badan disebabkan oleh penimbunan cairan akibat jeleknya aliran darah tungkai pada saat wanita hamil berdiri. Hal ini bisa diatasi dengan cara berbaring miring ke kiri selama 30-45 menit sebanyak 2-3 kali/hari. Selama kehamilan, kebutuhan kalori harus ditambah sekitar 250 kalori agar tersedia zat gizi yang cukup untuk pertumbuhan janin. Wanita hamil sebaiknya mengkonsumsi makanan yang gizinya seimbang, termasuk buah-buahan dan sayur-sayuran. Hindari makanan yang terlalu asin atau makanan yang mengandung bahan pengawet. Seorang wanita hamil tidak boleh minum obat sembarangan. Selama kehamilan, kebutuhan tubuh akan zat besi meningkat guna memenuhi kebutuhan ibu dan janin. Biasanya diberikan tambahan zat besi. Pemberian zat besi bisa menyebabkan gangguan lambung yang ringan dan sembelit.
Mual dan muntah bisa dikurangi dengan merubah pola makan, yaitu :
-          Minum dan makan dalam porsi kecil tetapi sering
-          Makan sebelum lapar
-          Makanan lunak.
Untuk mengatasi morning sickness (mual di pagi hari) sebaiknya memakan 1-2 keping rematu sebelum beranjak dari tempat tidur. Jika mual dan muntahnya sangat berat dan menetap sehingga terjadi dehidrasi, penurunan berat badan atau gangguan lainnya, maka biasanya wanita hamil harus menjalani perawatan di rumah sakit untuk semantara waktu dan mendapatkan cairan melalui infus.
Edema (pembengkakan) sering terjadi, terutama pada tungkai. Demikian juga halnya dengan varises pada tungkai dan di daerah sekitar lubang vagina. Untuk mengurangi pembengkakan tungkai, bisa digunakan penyangga elastis atau berbaring dengan posisi tungkai lebih tinggi. Wasir bisa diatasi dengan mengkonsumsi obat pelunak tinja atau berendam di air hangat.
Pada saat hamil biasanya jumlah cairan yang keluar dari vagina bertambah, hal ini adalah normal. Trikomoniasis dan kandidiasis merupakan infeksi vagina yang sering ditemukan selama kehamilan dan mudah diobati. Vaginosis bakterialis (infeksi bakteri pada vagina) bisa menyebabkan kelahiran dan harus diobati secara tuntas.
Wanita hamil bisa tetap melakukan kegiatan sehari-harinya dan berolahraga. Hubungan seksual selama kehamilan tetap boleh dilakukan, kecuali jika terjadi perdarahan, nyeri atau kebocoran air ketuban. Setiap wanita hamil sebaiknya mengetahui tanda-tanda awal persalinan. Tanda yang utama adalah kontraksi perut bagian bawah dengan selang waktu tertentu dan nyeri punggung. Menjelang akhir kehamilan (setelah 36 minggu), dokter akan melakukan pemeriksaan panggul untuk mencoba memperkirakan saat persalinan.
2.9  Kehamilan Kembar
Kehamilan kembar adalah kehamilan dengan 2 janin atau lebih. Kehamilan kembar lebih banyak terjadi pada kehamilan yang berasal dari fertilisasi in vitro (bayi tabung) daripada kehamilan spontan. Prawirohardjo (1948) melaporkan bahwa diantara 16.288 persalinan terdapat 197 persalinan gemelli (kembar 2) dan 6 persalinan triplet (kembar 3).
Indidensi kehamilan kembar-dua (twin) adalah sekitar 1 dalam setiap 80 kelahiran, dan kembar tiga (triplet) adalah 80 kalinya, yaitu 1 dalam setiap 6400 kelahiran. Namun demikian, angka-angka ini selalu berfluktuasi karena peningkatan penggunaan obat-obat penyubur dan prosedur fertilisasi secara in vitro. Mengingat kehamilan kembar dua merupakan kehamilan kembar yang paling sering terjadi dan ditemukan oleh para siswa bidan, bagian ini akan lebih terkonsentrasi pada kehamilan kembar dua ketimbang pada kehamilan kembar tiga atau lebih.
1.    Etiologi
Kehamilan kembar, khususnya kembar dua fraternal (dimana fertilisasi terjadi pada dua ovum), cenderung terus terdapat dalam keluarga. Kehamilan kembar diturunkan lewat ayah dan ibu dengan acapkali melewatkan satu generasi. Kehamilan kembar dua lebih sering ditemukan pada ibu yang usianya lebih dari 35 tahun.
Kita tidak mengetahui mengapa kembar dua identik terjadi yaitu mengapa satu sel telur atau massa sel internal terbagi menjadi dua bayi. Kembar identik lebih sering ditemukan pada ibu yang usianya lebih muda.
Obat-obat penyubur bekerja pada sistem hiptalamus hiposiife dengan menimbulkan pelepasan hormon perangsang folikel (FSH). Jika FSH ini terlepas, maka kadarnya akan lebih besar daripada yang diinginkan meskipun dengan riset dan kemajuan teknologi, penggunaan obat penyubur dapat dilakukan dengan takaran yang lebih akurat.
Kadar FSH yang tinggi menimbulkan peningkatan stimulasi folikel ovarii. Pada sebagian kasus, keadaan ini menyebabkan lebih dari satu ovum yang dilepaskan dan selanjutnya dibuahi.
Kalau terdapat keraguan apakah kehamilan kembar dua tersebut fraternal aau identik pemeriksaan lebih lanjut dilakukan untuk menentukan genotipenya.
2.    Diagnosis Kehamilan Kembar
Kemungkinan kembar dicurigai kalau penambahan berat badan ibu atau pertumbuhan rahimnya lebih besar daripada usia kehamilannya. Dengan teknik teknik ultrasonografi yang kini banyak dilakukan, diagnosis kehamilan kembar dan penyingkiran kemungkinan lain (cairan emnion yang berlebihan, fibroid, mola hidatidosa, perhitungan usia kehamilan yang keliru) dapat dilakukan dengan mudah dan lebih dini. Sesudah itu, kehamilan kembar dapat diketahui lewat gerakan janin atau bagian-bagian janin yang berlebihan, pemeriksaan palpasi yang meraba dua kepala janin, atau auskultasi oleh dua orang pemeriksa yang menangkap dua suara jantung dengan variasi frekuensi paling tidak 10 denyutan per meit.
Dengan perawatan antenatal yang kini sudah banyak dilakukan, kehamilan kkembar jarang tidak terdiagnosis sampai saat melahirkan. Meskipun demikian fundus uteri harus selalu diraba sebelum memberikan oksitosin intravena yang bertujuan untuk mempercepat kala tiga persalinan.
3.    Efek janin kembar pada kehamilan
Di luar aspek emosional, sosial dan finansial, kehamilan kkembar dapat dipersulit oleh :
a.    Kelainan tingan yang menjadi lebih mengganggu
b.    Polihidramnios (cairan amnion yang berlebihan)
c.    Pre-eklamsia (lebih sering terjadi)
d.    Anemia (lebih cenderung terjadi)
e.    plasenta letak rendah yang mengenai daerah yang lebih luas (perdarahan antepartum)
f.     Insufisiensi fetal/plasental
g.    Persalinan premature akibat peningkatan tekanan intrauteri
4.    Persalinan
Persalinan dapat dipersulit oleh :
a.    Malpresentasi, khususnya kembar kedua, yang serrig meliputi letak lintang atau transversal
b.    Ketuban pecah dini (peningkatan tekanan intrauteri) sebelum janin pertama mengalami engagement dalam rongga panggul bahaya prolapsus funikuli
c.    Pelepasa plasenta janin kedua sebelum waktunya (premature) yang terjadi setelah kelahiran bayi pertama dengan diikuti oleh penurunan ukuran uterus.
5.    Setelah Kelahiran
Terdapat predisposisi untuk terjadinya :
a.    Perdarahan maternal postpartum akibat uterus yang terpegang secara berlebihan dan besarnya lokasi pelekatan plasenta
b.    Prematuritas bayi dan bahaya yang menyertainya
6.    Penatalaksanaan Kehamilan
Kehamilan kembar akan membawa resiko yang lebih berbahaya daripada kehamilan tunggal baik terhadap ibu maupun janinnya. Karena itu, harus diberikan perawatan antenatal ekstra. Biasanya diperlukan nasihat dan tindakan untuk memastikan
a.    Istirahat yang cukup guna memperbaiki aliran darah rahim (ibu dapat dirwat di rumah sakit untuk mencegah persalinan premature)
b.    Diet yang memadai, baik dan seimbang dengan suplemen zat besi serta asam folat
c.    Perbaikan dengan segera semua kelainan ringan dan gangguan kenyamanan pasien
d.    Pengenalan dini komplikasi seperti pre-eklampsia atau plasenta letak rendah
Penatalaksanaan persalinan meliputi :
a.    Palpasi dan mungkin Pemutaran janin yang kedua setelah yang pertama dilahirkan
b.    Pejepitan (klem) dan pengikatan tali pusat yang dilakukan dengan segera serta hati-hati (pada kasus kehamilan unovuler dengan sirkulasi darah plasenta yang saling berhubungan). 
7.    Dampak Kehamilan Kembar
Prospek untuk mendapatkan bayi lebih dari satu mungkin merupakan kejutan bagi ibu dan suaminya, khususnya jika dalam keluarga mereka tidak terdapat riwayat kehamilan kembar atau jika ibu tidak pernah menggunakan obat-obat penyubur.
Meskipun kehamilan ini membuat mereka menjadi calon orangtua yang istimewa, predispose pasien untuk menghadapi permasalahan pada kehamilan dan persalinannya memerlukan pertimbangan khusus. Pasangan suami-isteri tersebut harus tetap menghadiri kursus antenatal dan persiapan kelahiran anak, kendati tindakan intervensi (mungkin dengan persalinan yang diinduksi, dipantau dan dibantu) dalam persalinan lebih cenderung dilaksanakan. Mereka harus mengantisipasi pengalaman persalinan yang normal dan alami, namun juga harus memahami bawha intervensi bisa diperlukan agar bayi mereka dapat dilahirkan dengan kwalitas hidup yang terbaik.
Orangtua harus menyadari bahwa bayi mereka mungkin kecil dan dengan demikian perlu dipisahkan dari bnya karea harus dirawat secara khusus dalam ruangan neonates. Laktasi mungkin perlu didorong dengan memerah payudara; pekerjaan ini kadang-kadang membosankan dan melelahkan. Orangtua harus menghadapi pula kecemasan orang lain di sekitar mereka atau mengatasi kesalahpahaman atas respons mereka sendiri terhadap situasi tersebut.
Tidak semua bayi kembar lahir premature, kecil atau lemah. Berat rata-rata bayi kembar dua dengan usia kehamilan aterm adalah sekitar 2,7 kg; berat badan ini cukup memuaskan untuk penatalaksanaan normal di rumah sakit dan perawatan di rumah pada saat lazim.
Ketika mengetahui kehadiran seorang bayi, biasanya dalam kehidupan keluarga timbul aspek-aspek sosial, finansial dan emosional; aspek-aspek ini semakin menjadi masalah setelah bayi mereka ternyata lebih dari satu. Kalau keluarga tersebut sudah memiliki terlalu banyak anak yang merupakan beban finansial atau emosional orangtua, bayi yang baru dapat menjadi malapetaka. Pekerja sosial khususnya yang dapat bekerja purna waktu di bidang maternitas, mempunyai banyak cara pendekatan untuk meringankan masalah ini; banyak dokter yang secara rutin menawarkan kesempatan kepada orangtua yang menghadapi kehamilan kembar untuk membicarakan persoalannya dengan pekerjaan sosial.
Di luar negeri ada kelompok-kelompok yang dapat memberikan dukungan kepada orantua yang mempunyai anak kembar. Kelompok relwan ini dapat memberikan dukungan, pengarahan serta nasihat dan bisa meminjamkan perlengkapan yang diperlukan. Kelompok tersebut juga berpartisipasi dalam berbagai program riset dengan tujuan untuk menyebarkan informasi mengenai penatalaksanaan kehamilan kembar di masa mendatang.



BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kehamilan adalah suatu keadaan dimana janin dikandung di dalam tubuh wanita, yang sebelumnya diawali dengan proses pembuahan dan kemudian akan diakhiri dengan proses persalinan.
Jika seorang wanita yang biasanya mengalami menstruasi yang teratur mengalami keterlambatan 1 minggu atau lebih, mungkin dia hamil. Pada awal kehamilan, wanita hamil bisa mengalami pembengkakan payudara dan mual, kadang disertai muntah. Pembengkakan payudara terjadi akibat bertambahnya kadar hormon wanita Mual dan muntah terjadi akibat estrogen dan HCG (human chorionic gonadotropin).
Kehamilan kembar adalah kehamilan dengan 2 janin atau lebih. Kehamilan kembar lebih banyak terjadi pada kehamilan yang berasal dari fertilisasi in vitro (bayi tabung) daripada kehamilan spontan. Prawirohardjo (1948) melaporkan bahwa diantara 16.288 persalinan terdapat 197 persalinan gemelli (kembar 2) dan 6 persalinan triplet (kembar 3).
3.2 Saran
Bagi tenaga kesehatan khususnya bidan harus lebih mengetahui kondisi ibu hamil dengan memperluas cakupan pelayanan kesehatan dan pengadaan penyuluhan kesehatan, memberikan informasi tentang hal-hal yang perlu diperhatikan pada saat hamil dan bahaya-bahayanya yang munkin di hadapi ibu hamil selama kehamilannya. 


DAFTAR PUSTAKA
Farier Helen. 1999. Perawatan Maternitas. Jakarta : EGC
Kusmiyanti Yuni, dkk.2009. Perawatan Ibu Hamil. Yogyakarta : Fitramaya.
Sanford g. Diane. 2005. Komplikasi Selama Kehamilan. Jakarta : Prestasi Pustaka