Rabu, 02 Februari 2011

Infeksi Saluran Reproduksi (ISR)


BAB I
PENDAHULUAN
1.1      Latar Belakang
Kesehatan reproduksi adalah kesejahteraan fisik, mental dan sosial yang utuh  dan bukan hanya tidak adanya penyakit atau kelemahan, dalam segala hal yang  berhubungan dengan sistem reproduksi dan fungsi-fungsinya serta proses- prosesnya. Oleh karena itu, kesehatan reproduksi berarti orang dapat mempunyai  kehidupan seks yang memuaskan dan aman, dan bahwa mereka memiliki kemapuan untuk bereproduksi dan kebebasan untuk menentukan apakah mereka ingin melakukannya, bilamana dan seberapa seringkah. Termasuk terakhir ini adalah hak pria dan wanita untuk memperoleh informasi dan mempunyai akses terhadap cara-cara keluarga berencana yang aman, efektif dan terjangkau, pengaturan fertilitas yang tidak melawan hukum, hak memperoleh pelayanan pemeliharaan kesehatan kesehatan yang memungkinkan para wanita dengan selamat menjalani kehamilan dan melahirkan anak, dan memberikan kesempatan untuk memiliki bayi yang sehat.
Sejalan dengan itu pemeliharaan kesehatan reproduksi merupakan suatu  kumpulan metode, teknik dan pelayanan yang mendukung kesehatan dan  kesejahteraan reproduksi melalui pencegahan dan penyelesaian masalah kesehatan reproduksi. Ini juga mencakup kesehatan seksual, yang bertujuan meningkatkan status kehidupan dan hubungan-hubungan perorangan, dan bukan semata-mata konseling dan perawatan yang bertalian dengan reproduksi dan penyakit yang ditularkan melalaui hubungan seks.
Infeksi Saluran Reproduksi (ISR) semakin disadari telah menjadi masalah kesehatan dunia yang berdampak kepada laki-laki dan perempuan. Dampaknya mulai dari kemandulan, kehamilan ektopik (di luar kandungan), nyeri kronis pada panggul, keguguran, meningkatkan risiko tertular HIV, hingga kematian.
Infeksi Saluran Reproduksi (ISR) berkait erat dengan Penyakit menular seksual (PMS). Penularan Infeksi Saluran Reproduksi ini tidak hanya melalui hubungan seksual saja, tetapi bisa disebabkan berlebihnya pertumbuhan organisme aman, kelahiran enggak aman dan pemasangan alat kontrasepsi (IUD) yang tidak steril.
1.2      Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang dapat di ambil dari latar belakang di atas adalah sebagai berikut :
1.      Pengertian dari Infeksi saluran Reproduksi
2.      Jenis-jenis Infeksi Saluran Reproduksi
3.      Penyakit Menular Seksual



BAB II
PEMBAHASAN
2.1        Infeksi Saluran Reproduksi (ISR)
Infeksi Saluran Reproduksi (ISR) adalah masuk dan berkembangbiaknya kuman penyebab infeksi kedalam saluran reproduksi. Kuman penyebab infeksi tersebut dapat berupa bakteri, jamur, virus dan parasit.
Perempuan lebih mudah terkena ISR dibandingkan laki-laki, karena saluran reproduksi perempuan lebih dekat ke anus dan saluran kencing. ISR pada perempuan juga sering tidak diketahui , karena gejalanya kurang jelas dibandingkan laki-laki.
Gejala dan komplikasi
ISR sering tanpa gejala, khususnya pada perempuan. Hingga kini belum ada informasi yang cukup rinci tentang ISR apalagi mengenai Perawatan yang dapat dilakukan oleh pengidap Penyakit ini. Beberapa infeksi yang terjadi dapat menyebabkan ketidak suburan, setiap ISR, Seperti chancroid, herpes: dan sipilis dapatkan kemungkinan lebih besar (Lande, 1993).
Penyakit-penyakit infeksi. pada, organ reproduksi bila tidak diobati dengan sempurna, akan menimbulkan komplikasi berupa penyakit radang panggul (PRP) dan bisa berdampak kemadulan, gangguan pada kehamilan (abortus, lahir prematur) atau bahkan menyebabkan bayi lahir cacat, serta kemungkinan terjadinya kanker leher rahim. Menurut penelitian Prof Sumapradja, sekitar 42 persen penyebab kemandulan pada perempuan adalah akibat, dari faktor saluran telur (tuba), karena adanya infeksi saluran telur (komplikasi ISR) sehingga menyebabkan perlengketan atau penyumbatan saluran telur, hingga sel telur dan sperm menjadi sulit bertemu.
2.2        Jenis-jenis Infeksi Saluran Reproduksi (ISR)
Infeksi Saluran Reproduksi (ISR) adalah terminologi umum yang digunakan untuk tiga jenis infeksi pada saluran reproduksi:
a.       ISR Endogen, mungkin merupakan jenis ISR yang pa-ling umum di dunia. Timbul sebagai akibat dari pertumbuhan tidak normal organisme yang seharusnya tumbuh normal di dalam vagina. Masuk dalam jenis ini adalah vaginosis bakteri dan kandidiasis yang dapat dengan mudah disembuhkan. ISR endogen juga dihubungkan dengan persalinan prematur dan bayi berat lahir rendah (BBLR).
b.      ISR Iatrogenik atau yang berhubungan dengan prosedur medis timbul ketika penyebab infeksi (bakteri atau mikroorganisme lainnya) masuk ke dalam saluran reproduksi melalui prosedur medis yang kurang/tidak steril. Misalnya induksi haid, aborsi, pemasangan AKDR (IUD), saat melahirkan, atau bila infeksi yang sudah ada di saluran reproduksi bagian bawah menyebar melalui mulut rahim hingga ke saluran reproduksi bagian atas.
Beberapa gejala yang mungkin timbul antara lain:
a)      Rasa sakit di sekitar panggul
b)      Demam tinggi secara tiba-tiba
c)      Menggigil Haid tidak teratur
d)     Cairan vagina yang tidak normal
e)      Timbul rasa sakit saat berhubungan seksual
c.       penyakit menular seksual (PMS) yaitu ISR yang sebagian besar ditularkan melalui hubungan seks dengan pasangan yang telah terinfeksi termasuk diantaranya trikomoniasis, gonore, klamidia, sifilis, ulkus mole, HIV/AIDS, kondiloma akuminata, herpes genital dan lain-lain
Akibat ISR Pada perempuan dapat menyebabkan kehamilan diluar kandungan, kemandulan, kanker leher rahim, meningkatkan resiko HIV, kelainan pada janin (BBLR, infeksi bawaan sejak lahir, bayi lahir mati dan bayi lahir belum cukup umur).
Dampak negatif ISR sangat serius, terutama bagi perempuan, antara lain (Buzsa, 1999):
a)      Komplikasi kehamilan
b)      Penyakit Radang Panggul (PRP) yang dapat berkem-bang dan menyebabkan kemandulan, kehamilan di luar kandungan, serta rasa sakit yang berkepan-jangan.
c)      Meningkatkan risiko penularan HIV.
d)     Banyak ISR yang gejala dan tanda-tandanya tidak dirasakan, terutama pada perempuan, hingga ter-lambat untuk menghin-dari kerusakan pada organ reproduksi.
e)      30-70% kasus Human Papilloma Virus (HPV) berakhir dengan kanker mulut rahim (serviks) yang merupakan kanker ter-banyak yang ditemukan pada perempuan, yaitu 370.000 kasus baru tiap tahunnya, dan 80% di antaranya di negara berkembang.
ISR dan berbagai penyakit yang ditimbulkannya tidak hanya berpengaruh terhadap kesehatan tetapi juga tingkat produktivitas dan kualitas hidup perempuan maupun laki-laki, yang pada akhirnya seluruh masyarakat.
ISR tidak seperti infeksi lainnya, mereka sangat lekat dengan stigma dan merefleksikan adanya ketidaksetaraan antara perempuan dan laki-laki.
2.3        Penyakit Menular Seksual (PMS)
Penyakit menular seksual (PMS) adalah penyakit yang cara penularannya terutama melalui hubungan seksual, baik secara heteroseksual maupun homoseksual. PMS juga diartikan sebagai penyakit kelamin yang ditularkan melalui hubungan seksual yang menyerang sekitar alat kelamin.
Penyakit Menular Seksual (PMS) disebabkan oleh virus, bakteri, atau parasit mikroor-ganisme yang sebagian besar ditularkan melalui hubungan seks dengan pasangan yang telah terinfeksi. Beberapa di antaranya dapat diobati akan tetapi banyak pula yang tidak dapat diobati seperti HIV/AIDS. PMS dapat menyerang laki-laki maupun perempuan, dan juga dapat ditularkan dari seorang ibu kepada anaknya selama kehamilan dan persalinan.
2.4        Hubungan Organ-Organ Reproduksi dengan PMS
a)      Pada wanita PMS menghancurkan dinding vagina/leher rahim, dengan atau tanpa gejala-gejala infeksi
b)      Pada pria, yang terinfeksi lebih dulu adalah saluran air kencing dan jika tidak diobati akan  menyebabkan keluarnya cairan dari penis dan berakibat sakit pada saat baung air kecil
c)      PMS yang tidak diobati akan dapat mempengaruhi organ-organ reproduksi bagian dalam dan menyebabkan kemandulan baik pada pria maupun wanita
Bagian tubuh yang dapat terpengaruh PMS
a)       Pada wanita, slauran indung telur, indung telur, rahim, kandung kemih, leher rahim, vagina, saluran kencing (urethra), anus
b)       Pada pria, kandung kemih, vas deferens, prostate, penis, epididimis, testis, urethra, skrotum, seminal vesikel, anus
Alasan utama wanita lebih rentan tertular PMS dibanding pria
Saat berhubungan seksual, dinding vagina dan leher rahim langsung terpapar oleh cairan sperma, jiak sperma terinfeksi dengan PMS maka wanita tersebut akan terinfeksi. Jika wanita terinfeksi PMS, dia tidak selalu menunjukan gejala, namun besar kemungkinan infeksi meluas dan menimbulkan komplikasi. Banyak orang khususnya wanita dan remaja yang enggan untuk mencari pengobatan, karena mereka tidak ingin keluarga/masyarakat mengetahui jika mereka menderita PMS, akibatnya PMS baru diketahui saat sudah stadium lanjut.
2.5        Pencegahan
Strategi terbaik adalah mencegah infeksi baru dengan memutus jalur penularannya.
ISR endogen dapat dicegah melalui peningkatan kebersihan individu (misalnya dengan menghindari penggunaan vaginal douching atau pembasuh/pembersih vagina). Dampak negatifnya dapat dikurangi melalui peningkatan akses pada fasilitas pelayanan kesehatan yang bermutu dan promosi perilaku mencari pengobatan ke pelayanan kesehatan.
ISR iatrogenik dapat dicegah melalui sterilisasi peralatan medis yang digunakan, kedisiplinan untuk mengikuti protokol standar penggunaan peralatan yang steril selama pemeriksaan, serta skrining atau pengobatan terhadap ISR sebe-lum melaksanakan prosedur medis.
PMS dapat dicegah dengan menghindari hubungan seks atau mengadopsi strategi perilaku "seks yang aman", termasuk perilaku monogami, seks tanpa penetrasi (seks oral), dan penggunaan kondom pria dan/atau kondom wanita yang benar dan konsisten.


BAB III
PENUTUP
3.1    Kesimpulan
Infeksi Saluran Reproduksi (ISR) adalah masuk dan berkembangbiaknya kuman penyebab infeksi kedalam saluran reproduksi. Kuman penyebab infeksi tersebut dapat berupa bakteri, jamur, virus dan parasit.
Infeksi Saluran Reproduksi (ISR) adalah terminology umum yang digunakan untuk tiga jenis infeksi pada saluran reproduksi  yaitu ISR endogen, ISR iatrogenic atau yang berhubungan dengan prosedur medis, penyakit menular seksual (PMS).
Penyakit menular seksual (PMS) adalah penyakit yang cara penularannya terutama melalui hubungan seksual, baik secara heteroseksual maupun homoseksual. PMS juga diartikan sebagai penyakit kelamin yang ditularkan melalui hubungan seksual yang menyerang sekitar alat kelamin.
3.2    Saran
a)      Perlunya perhatian pendidikan terhadap para kaum remaja tentang kesehatan reproduksi. Hal ini sebagai salah satu menjaga kesehatan reproduksinya dari Penyakit Menular Seksual.
b)      Penyuluhan terpadu dari berbagai pihak, apakah itu dari petugas kesehatan, ulama, pemuka masyarakat terhadap masyarakat tentang pentingnya kebersamaan dalam menjaga kesehatan, termasuk kesehatan reproduksinya.


DAFTAR PUSTAKA
Haberland, Nicole dkk. "Case Finding and Case Management of Chlamydia and Gonorrhea Infections Among Women: What We Do and Do Not Know" dalam the Robert H. Ebert Program on Critical Issues in Reproductive Health. New York: Population Council, 1999.
Buzsa, Joanna. Reproductive Tract Infections: A Set of Factsheet. Bangkok: Population Council, 1999.
Tsui, Amy. O., Judith N. Wasserheit, dan John G. Hagaa (eds). Reproductive Health in Developing Countries: Expanding Dimensions, Building Solutions. Washington, D.C.: National Academy Press, 1997
United Nations. Summary of the Programme of Action of the International Conference on Population and Development. New York: United Nations, 1995.

                                                                    


KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT, pencipta alam semesta yang masih memberi kesehatan dan kekuatan sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Infeksi Saluran Reproduksi dengan semaksimal mungkin sesuai pengetahuan yang dimiliki. Tak lupa pula salawat dan salam semoga selalu tercurahkan atas junjungan Nabi Muhammad SAW yang menjadi teladan dalam kehidupan ini.
Dari penyusunan makalah penulis kami banyak menghadapi masalah-masalah yang sulit untuk dipecahkan. Namun, berkat bantuan dan kerjasama dari teman-teman dan pihak lain makalah ini dapat terselesaikan dengan sempurna.
Tiada gading yang tak retak, tiada manusia yang luput dari kekhilafan. Penulis   menyadari  bahwa makalah ini sangat jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, dengan tidak mengurangi rasa hormat, kami mengharapkan saran, kritik dan masukan dari para pembaca yang sifatnya membangun sehingga menjadi motivasi serta mengurangi kesalahan-kesalahan pada pembuatan laporan selanjutnya.
Wassalamu Alaikum Wr. Wb.
Kendari, Juli  2010

i
 
Penulis


DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ............................................................................................. i
DAFTAR ISI ............................................................................................................ ii
BAB I       PENDAHULUAN
1.1    Latar Belakang ................................................................................. 1
1.2    Rumusan Masalah ............................................................................ 2
BAB II      PEMBAHASAN
2.1      Infeksi Saluran Reproduksi (ISR) ................................................... 3
2.2      Jenis-Jenis Infeksi Saluran Reproduksi (ISR) ................................. 4
2.3      Penyakit Menular Seksual (PMS).................................................... 6
2.4      Hubungan Organ-Organ Reproduksi dengan PMS ........................ 6
2.5      Pencegahan ..................................................................................... 7
BAB III    PENUTUP
1.1      Kesimpulan ..................................................................................... 9
1.2      Saran ............................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA

 
DAFTAR LAMPIRAN


ii
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar